Jumat, 15 Oktober 2010

Back rub For Tirah Baring

Tirah baring diartikan sebagai tinggal ditempat tidur untuk jangka waktu yang lama dan diharuskan. Kata "istirahat" berkenaan dengan hal ini agak kurang tepat karena kita selalu berfikiran bahwa ini diartikan dengan istirahat malam yang baik. Pada tirah baring sebenarnya bukan sesuatu yang dilakukan dengan sukarela.Individu tak secara wajar berfungsi diluar tempat tidur ini sebagai akibat dari berbagai gangguan fungsi ( gerak, bernafas, pengendalian syaraf ). Ini sebagi akibat dari penyakit (panas tinggi), kelemahan (lumpuh ).

Tirah baring sempurna ( bed rest total): - Penderita ditidurkan dalam keadaan terlentang dengan posisi kepaIa diangkat (diberi aIas bantal) kurang dari 60° (1), Hal ini akan mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah iris serta memudahkan kita meng-evaluasi jumlah perdarahannya.
Dekubitus adalah salah satu bahaya yang terbesar pada tirah baring. Dalam sehari-hari masyarakat menyebutkan sebagai "akibat tidur". Suatu luka dekubitus disebutkan oleh karena ada tekanan pada kulit.. Tak lama kemudian akan terlihat pada tempat-tempat yang mendapatkan tekanan, warna-warna kulit yang memutih.Jika penekanan ini hanya berlangsung untuk waktu sementara, maka tidak ada akibat-akibat yang merugikan bagi aliran darah. Pada penekanan yang berlangsung waktu yang lama, maka timbul masalah dalam peredaran zat-zat makanan dan zat asam yang harus disalurkan pada bagian bagian kulit. Yang mengalami penekan tadi, jaringan –jaringan yang tak mendapat cukup makanan dan zat asam tadi perlahan akan mati, dari sinilah kemudian timbul luka-luka dekubitus (Maklebust, 1991).
Back rub ( gosokan punggung ) adalah suatu bentuk massage pada punggung yang mempunyai tujuan untuk merelaksasi dan mengurangi tekanan . Gosokan dari prosedur ini akan menghasilkan panas pada permukaan kulit. Hal ini menyebabkan dilatasi pembuluh-pembuluh darah sehingga akan meningkatkan supplay darah kedaerah tersebut. Karena jaringan sering tertekan pada pasien yang istirahat di tempat tidur dan otot-otot biasanya relaksasi, stimulasi penting agar jaringan mendapatkan nutrisi dan oksigen.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan tugas di Rumah Sakit dan hasil dari beberapa intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat hanya melakukan motivasi dorongan kepada keluarga pasien untuk melakukan alih baring setiap 2 jam kearah kanan dan 2 jam kearah kiri. Tanpa melihat sejauh mana efektifitas keberhasilan dari alih baring tersebut, sementara pasien tetap terjadi dekubitus. Melihat kenyatan tersebut diatas dan sekaligus untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas massage punggung, penelitian tentang efektifitas massage punggung terhadap upaya pencegahan dekubitus pada pasien yang bed rest total. 50 % - 74 % dilaporkan untuk sering dipantau atau ditangani dengan baik.
Luka dibubitus adalah nekrosis seluler yang cenderung terjadi akibat kompresi berkepanjangan pada jaringan lunak antara tonjolan tulang dan permukaan yang padat , paling umum disebabkan karena imobilisasi. Faktor ektrinsik yang mengeluarkan kekuatan mekanisme yang pada jaringan lunak termasuk tekanan, gesekan, friksi, dan maserasi. Faktor Intrinsik yang menentukan kerentanan kerusakan jaringan mencakup malnutrisi, anemia, kehilangan sensasi, kerusakan mobilitas, usia lanjut, penurunan status mental, inkontinensia, dan infeksi. Faktor ektrinsik dan intrinsic berinteraksi untuk membentuk iskemia dan nekrosis jaringan lunak pada individu yang rentan. 80 % luka dicubitus yang sembuh terjadi lagi, banyak diantaranya karena ketidakberhasilan mempertahankan regimen pencegahan ulkus (Maklebust, 1991).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda saya harapkan